Di saat hening pagi ini aku bercakap-cakap dengan Dia yang di dalam. Keheningan di luar namun penuh perasaan di dalam, ini yang membuatku menikmati saat-saat duduk diam seperti ini.
Aku bertanya akan banyak hal, dan menyadari hal-hal yang berputar-putar di pikiranku beberapa tahun belakangan ini. Bahkan sampai saat ini. Keresahan akan keberlimpahan. Katanya hidup ini berlimpah, semua yang aku butuhkan selalu diberi dan dicukupkan, tetapi kenapa aku masih merasakan kekurangan? “Itu karena kamu memilih untuk mengikuti kekhawatiranmu dan memberi lebih banyak ruang untuk ketakutanmu daripada untuk mempercayai keberlimpahan dan damai sejahtera-Ku. Tidak ada yang kamu butuhkan yang tidak kamu miliki. Semua yang kamu butuhkan selalu ada di dalam dirimu, jika kamu semakin terhubung dengan-Ku dan dengan Diri Sejatimu yang Aku ciptakan. Tidak ada yang tidak kamu miliki.”
Pikiran lain berkelebat di dalam kepalaku, entah dari siapa dan dari mana, jika Tuhan dan Semesta memberiku keberlimpahan dan kemudahan, apakah aku akan jatuh dalam kesombongan? “Semua yang kamu miliki adalah pemberian-Ku. Jika kamu menyadarinya, kamu akan selalu rendah hati dan bersyukur. Tidak ada yang kamu miliki. Apa yang bisa kamu sombongkan?”
Aku tersenyum dalam kelegaan. Aku melihat secercah cahaya. Bahwa tidak ada yang tidak kumiliki. Dan tidak ada yang kumiliki.